ENTERPRENEUR SYARIAH MENGHADAPI INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0

Oleh: Dr. Abdurrahman Misno BP, MEI Direktur Program Pascasarjana INAIS Bogor

Syukur kepada Allah Ta’ala adalah sebuah keniscayaan, ia menjadi salah satu tanda dari tanda-tanda keimanan seseorang. Tentu saja, syukur yang diawali dengan keyakinan dalam hati, bahwasanya seluruh nikmat yang ada adalah karunia-Nya. Kemudian ucapan dengan lisan yaitu Alhamdulillah, lalu implementasi syukur dalam bentuk amal dengan anggota badan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan alam, habibana wa nabiyyana Muhammad Shalallahu alaihi wassalam, kepada seluruh ahli baitnya para shahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya hingga akhir zaman.

Salah satu dari anjuran Islam dalam menjemput rizki adalah dengan menjadi seorang enterpreneur atau wirausaha. Enterpreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha yang dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun manajemen operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Sedangkan seorang enterpreneur syariah adalah mereka yang mendasarkan seluruh aktivitas usahanya dengan berdasarkan kepada nilai-nilai syariah Islam.
Sebagai sebuah aktifitas usaha maka seorang enterpreneur syariah haruslah mendasarkan seluruh aktifitasnya kepada nilai-nilai yang dibawa oleh Islam. Hal ini sebagaimana firman Allah SWT:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisaa: 59).

Merujuk pada ayat ini maka seseorang yang menjadi enterpreneur haruslah taat kepada Allah dan rasul-Nya dalam seluruh sendi kehidupannya, termasuk dalam melakukan aktifitas usahanya. Ia tidak boleh melakukan aktifitas usaha yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, seperti riba, maysir, gharar dan akad yang diharamkan lainnya.

Sebagai bagian dari perintah Allah SWT, maka berwirausaha merupakan aktifitas yang sangat dianjurkan, sebagaimana firmanNya:

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. Al-Jumuah: 10).

Bertebaran di muka bumi menurut Ibnu Katsir adalah dengan melakukan perjalanan untuk berdagang. Sehingga ayat ini juga merupakan stimulus Islam bagi aktifitas enterpreneur berupa usaha untuk memenuhi kebutuhannya dan juga bermanfaat untuk orang lain dengan menyediakan lapangan kerja.

Menjadi enterpreneur adalah salah satu dari tradisi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam dan juga para shahabatnya. Sebagaimana dalam salah satu sabda beliau:

أَطْيَبُا لْكَسْبِ عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan seorang pria dengan tangannya dan setiap jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad, Al-Bazzar, Ath-Thabrani dan yang lainnya).

Riwayat ini menunjukan bahwa usaha dengan tangan adalah sebaik-baik usaha, demikain pula melakukan aktifitas jual beli, termasuk di dalamnya berdagang atau wirausaha (enterpreneur). Berdagang adalah salah satu dari sumber keberkahan, sebagaimana dalam riwayat lainnya disebutkan:

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Orang yang bertransaksi jual beli masing-masing memiliki hak khiyar (membatalkan atau melanjutkan transaksi) selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan terbuka, maka keduanya akan mendapatkan keberkahan dalam jual beli, tapi jika keduanya berdusta dan tidak terbuka, maka keberkahan jual beli antara keduanya akan hilang” (HR. Bukhari dan Muslim).

Sabda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wassalam ini bukanlah hanya isapan jempol belaka, bahkan sejak remaja beliau telah menjadi seorang enterpreneur ulung, tidak hanya di Mekah saja melainkan telah menjadi wirausaha berkelas internasional yang sudah sampai ke Yaman, Suriah dan beberapa pasar internasional lainnya pada masa itu. Jiwa enterpreneur beliau terlihat dari karakter dalam berbisnis, berlaku jujur tidak menyembunyikan cacat barang dagangan serta dapat dipercaya adalah karakter bisnis yang menjadi pedoman bagi seluruh enterpeneur syariah dalam setiap aktifitas usahanya.

Begitu mulianya menjadi seorang enterpreneur dalam Islam, sampai-sampai ia akan bersama para Nabi dan orang-orang yang sahid, sebagaimana sabda beliau:

التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين والشهداء

“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi).

Merujuk pada riwayat ini maka enterpreneur syariah adalah mereka yang memiliki jiwa shadduq yaitu jujur dan terpercaya dalam seluruh aktifitas usahanya. Mereka kelak di akhirat akan dibangkitkan bersama dengan para nabi, orang-orang shaleh dan juga mereka yang sahid di jalan Allah SWT. riwayat ini menunjukan pula bagaimana seorang enterpreneur syariah memiliki kedudukan yang mulia selama ia memiliki karakter islami dalam setiap usahanya.

Karakter inilah yang akan menjadikan setiap enterpreneur syariah siap untuk menghadapi berbagai perubahan dalam dunia bisnis, khususnya dengan berkembangnya tekhnologi informasi dan komunikasi.

Industrial revolution 4.0

Perkembangan tekhnologi informasi dan komunikasi telah membawa dunia pada babak baru industri, yaitu Industrial Revolution 4.0. Periode ini ditandai dengan penggunaan big data (data besar), internet of things (IoT), cloud computing, dan artificial intelligence. Semua aktifitas manusia akan terhubung dengan internet, sehingga bermunculan berbagai bisnis baru yang belum pernah terfikirkan sebelumnya.

Adanya transportasi berbasis online, sistem pembayaran hingga efisiensi tenaga kerja dilakukan dengan menggunakan internet. Tentu saja berbagai jenis bisnis dan transaksi yang ada akan bersentuhan dengan sistem bisnis syariah, misalnya saat ini berkembang finance technology berbasis syariah, pembayaran berbasis syariah dan berbagai akad-akad syariah baru untuk menjawab perkembangan zaman. Perkembangan ini akan terus berlanjut dan memberikan tantangan baru bagi para yang melakukan aktifitas usaha berbasis syariah.

Seorang enterpreneur syariah adalah wirausaha yang memiliki jiwa enterprenur yang tangguh dan siap untuk menghadapi segala bentuk perubahan dan perkembangan, termasuk dengan hadirnya Industrial Revolution 4.0. Ia menjadi tantangan baru yang harus dihadapi sekaligus peluang menjadi pemenang dalam era revolusi industri ini dengan tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam.

Maka, pertanyaan yang muncul adalah, “Apa saja bekal yang harus disiapkan oleh enterpreneur syariah dalam menghadapi era Industrial Revolution 4.0?” jawabannya adalah diawali dengan membekali diri dengan ilmu, khususnya ilmu dalam bidang bisnis syariah (muamalah). Inilah yang dipesankan oleh khalifah Umar bin Khattab kepada para pedagang di pasar Madinah, beliau berkata:

لَا يَتَّجِرْ فِي سُوقِنَا إلَّا مَنْ فَقِهَ أَكْلَ الرِّبَا .

“anganlah berjualan di pasar ini para pedagang yang tidak paham dien (muamalah)”.

Jangan sampai hanya karena ingin mengikuti perkembangan zaman kemudian ia terjatuh ke dalam akad dan transaksi yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Maka ilmu yang mendalam mengenai muamalah (bisnis) dalam Islam menjadi sebuah keniscayaan sejak dahulu hingga saat ini. kebutuhan ini semakin terasa dengan hadirnya Revolusi Industri 4.0.

Selanjutnya seorang enterprenur syariah juga harus menguasai berbagai hal terkait dengan tekhnologi informasi dan komunikasi yang menjadi ciri dari era revolusi ini. Ia harus memiliki tiga sifat, yaitu: smart foundation, smart process, dan smart connectivity.

Pertama, Smart foundation yaitu bagaimana membangun pondasi IT yang cerdas, sudah zamannya bahwa segala jenis bisnis harus dilakukan dengan menggunakan internet. Kedua, smart process adalah bagaimana membangun proses IT yang cerdas, jangan sampai bisnis yang dilakukannya justru menjadikan bisnisnya mengalami penurunan karena pilihan tekhnologi yang tidak tepat. Ketiga, smart connectivity yakni bagaimana membangun sistem konektivitas IT yang cerdas. Sehingga akan memudahkan proses bisnis yang dilakukan sekaligus ekspansi bagi bisnisnya tersebut.

Selain tiga kecerdasan yang telah disebutkan sebelumnya, maka inovasi menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi era IR 4.0 ini. Inovasi adalah kemampuan seorang dalam mendayagunakan keahlian untuk menghasilkan karya baru (gagasan, metode atau produk) yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Maka, seorang enterpreneur syariah haruslah mampu mengoptimalkan ide dan gagasannya sehingga menghasilkan priduk barang atau jasa yang dapat bermanfaat bagi umat Islam dan manusia pada umumnya.

Terkait dengan inovasi, maka beberapa karakter yang harus ada adalah; Pertama, Commited to Learning: Terus belajar dan menyelaraskan tindakan. Maknanya bahwa seorang enterprenur syariah harus terus-menerus untuk belajar dan menjadi pembelajar. Karena hanya dengan itu ia akan dapat menghadapi berbagai tantangan dalam usahanya.

Kedua, Visionary: Pandangan jauh ke depan (dunia dan akhirat). Seorang enterprenuer syariah tidak hanya berfikir untuk keuntungan bisnis di dunia saja, namun juga di akhirat sana. Sikap visioner ini yang menjadikannya mampu untuk memprediksi masa depan dari bisnisnya, termasuk juga dampaknya di akhirat sana.

Ketiga, Challenge Statuse Quo: Tidak puas dengan yang ada dan selalu mempertanyakan otoritas dan rutinitas (kebiasaan non Islami di masyarakat). Berani melakukan tindakan yang benar walaupun di masyarakat sudah menjadi kebiasaan adalah ciri dari enterpreneur syariah yang inovatif.

Keempat, Self-Motivated: Tanggap terhadap diri dan proaktif. Seorang enterpreneur syariah harus mampu untuk memotivasi diri sendiri dan juga orang-orang di sekitarnya. Maka ia adalah pioner yang menjadi panutan bagi orang lain yang hanya sebagai follower.

Kelima, Adaptive: mampu melakukan adaptasi. Ini adalah sifat yang sangat penting dan harus ada, mampu untuk dengan mudah beradaptasi dengan segala perubahan yang ada adalah ciri dari enterprenuer syariah. Apalagi menghadapi IR 4.0 yang terus masuk ke segala sendi kehidupan manusia. Adaptasi dengan tetap bersikap kritis dan tunduk pada aturan dalam berwirausaha dalam Islam

Kesimpulan yang dapat diambil dari kultum ini adalah bahwa Islam sangat menganjurkan umatnya untuk menjadi seorang enterpreneur, karena ia merupakan sarana untuk menjemput rizki dari Allah SWT. sebagai sebuah aktifitas usaha maka ia harus selalu didasarkan kepada nilai-nilai syariah.

Menghadapi Revolusi Industri 4.0 maka seorang enterpreneur syariah haruslah menyiapkan segala sesuatunya. Hal yang paling penting untuk menghadapinya adalah dengan ilmu. Ya, ilmu mengenai muamalah dan bisnis dalam Islam harus terus dipelajari oleh setiap enterpreneur syariah. Jangan pernah merasa sudah pintar sehingga berhenti dari mempelajarinya. Berikutnya adalah menguasai tekhnologi informasi dan komunikasi dan mengoptimalkannya untuk bisnisnya. Inovatif menjadi kunci dalam penguasaan ini, maka menjadi enterprenuer syariah yang inovatif adalah yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman serta fokus pada tujuan utamanya yaitu falaah (kesejahteraan dunia dan akhirat).

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah serta inayahNya kepada kita semua, sehingga kita akan mampu untuk menghadapi Industrial Revolution 4.0 dan dapat meraih tujuan dari kehidupan ini yaitu tidak hanya di dunia namun juga di akhriat sana.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *