Secangkir Kopi Webinar PIAUD: Kurikulum PAUD sebagai Panduan Merdeka Belajar

Gunung Menyan – Program Studi (Prodi) Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Institut Agama Islam Sahid (INAIS) Bogor menggelar webinar “Kurikulum PAUD sebagai Panduan Merdeka Belajar”, Rabu (8/7). Acara ini merupakan putaran pertama dari empat webinar bertajuk “Secangkir Kopi Webinar PIAUD”.
Webinar yang dimoderatori oleh Masyiani Mina Laili SPd MSi, dosen PIAUD INAIS, ini menghadirkan pembicara Dr A Abbas Arby MHum (peneliti bidang PAUD dan dosen INAIS) dan Tita Hasanah MSi (Ketua Prodi PIAUD INAIS).
“Kurikulum PAUD harus bisa mengantarkan anak-anak mengenal siapa penciptanya,” ujar Abbas Arby yang tampil pada kesempatan pertama.
Menurutnya, anak-anak usia dini harus diperkenalkan dengan nama-nama yang ada di lingkungan sekitar. “Sebagaimana Allah mengajarkan nama-nama kepada Adam,” papar Abbas mengutip firman Allah dalam al-Baqarah ayat 31.
Sementara itu pembicara kedua, Tita Hasanah, menyebutkan pemerintah sudah menyediakan seperangkat kurikulum untuk menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan pembelajaran di satuan PAUD. Namun dalam praktiknya, ada lembaga PAUD yang menyelenggarakan pendidikan tanpa menggunakan kurikulum.
Di masa pandemi inipun, lanjut Tita, pemerintah sudah mengeluarkan panduan pembelajaran jarak jauh bagi guru selama sekolah tutup dan pandemi Covid-19 dengan semangat Merdeka Belajar. Dalam panduan disebutkan, Belajar dari Rumah (BDR) melalui pembelajaraan jarak jauh dimaksudkan untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum kenaikan kelas maupun kelulusan. “Yang penting anak-anak bisa belajar, jangan dibebani untuk menuntaskan materi,” katanya dalam webinar dengan aplikasi zoom yang terhubung ke youtube.
BDR dilaksanakan dengan fokus pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.
Selain itu, guru harus memberikan variasi aktivitas BDR antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing. Termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas BDR. “Guru harus kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran. Jangan membuat anak bosan belajar di rumah,” terang Tita.
Menurutnya, pembelajaran dari rumah harus mampu memberikan umpan balik terhadap bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah yang bersifat kualitatif dan berguna bagi guru. Tanpa diharuskan memberi skor atau nilai kuantitatif.
Seminar online di masa pandemi ini diikuti sekitar 90 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Selain dari Bogor dan sekitarnya, peserta antara lain berasal dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. [Rusdiono MPd]

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *