Apakah boleh mendoakan buruk bagi orang lain?
Assalaammualaikum Pak Kyai. Ijinkan saya bertanya berkaitan dg Hadits berikut ini :
A. Nabi pernah berdo’a untuk mempersukar / mempersulit Orang yang mempersulit urusan umatnya :
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ شِمَاسَةَ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَسْأَلُهَا عَنْ شَيْءٍ فَقَالَتْ أُخْبِرُكَ بِمَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ فِي بَيْتِي هَذَا اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ فَاشْقُقْ عَلَيْهِ وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِي شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ فَارْفُقْ بِهِ
Artinya: “Dari Abdurrahman bin Syamamah, ia berkata: aku mendatangi Aisyah istri Rasulullah saw untuk bertanya tentang sesuatu hal. Ia lantas berkata: aku akan memberitahumu tentang suatu berita yang pernah aku dengar dari Rasulullah saw, bahwasanya ia pernah bersabda di rumahku ini: Ya Allah, siapa saja yang menguasai sesuatu dari urusan umatku, lalu mempersukar urusan mereka, maka persukarlah baginya. Dan siapa yang mengurusi umatku lalu berlemah lembut pada mereka, maka permudahlah baginya.”
Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahih-nya dll.
B. Malaikat berdo’a untuk memusnahkan harta orang Bakhil :
عن أبي هُريرة قَالَ: قالَ رَسُول اللَّه ﷺ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصبِحُ العِبادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلانِ، فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Dari Abu Hurairah ia berkata : Telah bersabda Rasulullah SAW :
“Setiap pagi, dua malaikat turun mendampingi seorang hamba. Yang satu mendoa: Wahai, Tuhan! Berikanlah ganti rugi bagi dermawan yang menyedekahkan hartanya. Dan yang satu lagi berkata: Wahai, Tuhan! Musnahkanlah harta si bakhil. Nabi Muhammad SAW” (HR Muttafaq Alaih dari Abu Hurairah RA).
Pertanyaan saya, bisakah hadits di atas dijadikan alasan pembenaran bagi orang yang mendoakan keburukan menimpa org lain yg tdk sepemikiran dgn nya…?
Jawaban:
Ulama berbeda pendapat mengenai apakah diperbolehkan mendoakan kejelekan bagi orang dlolim?
Sebagian ulama’ memperbolehkan dan sebagian tidak memperbolehkan.
Sebagian ulama’ yang memperbolehkanpun membatasi kepada orang Kafir yg dlolim, adapun kepada orang muslim yang dlolim dodoakan agar mendapatkan ampunan dan diberikan taubat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu hajar Al-asqolani didalam Fathul bari syarah shohih bukhori, jilid 1 halaman 352 ketika mengomentari hadis yg menjelaskan Nabi pernah berdo’a utk abu jahal dkk dengan kebinasaan.
وفيه جواز الدعاء على الظالم، لكن قال بعضهم محله ما اذا كان كافرا، فاما المسلم فيستحب الاستغفار له والدعاء بالتوبة.
” Dan didalam hadis tersebut ada kebolehan mendo’akan keburuk utk orang dlolim. Akan tetapi sebagian ulama’ berkata : tempat diperbolehkan do’a itu adalah apabila orang yg dlolim itu adalah orang kafir, adapun orang muslim maka sunnahnya adalah memintakan ampunan dan mendoakan agar bertaubat. “
Bahkan syekh badruddin Al-aini menjelaskandidalam umdatul qori, orang kafir yang kedlolimannya sampai menginjak kemulyaan agama islam boleh didoakan dengan kebinasaan,
وقال بعضهم : ان كانوا منتهكين لحرمة الدين يدعى عليهم بالهلاك والا يدعى لهم بالتوبة.
” Sebagian ulama berkata : apabila mereka (orang kafir yg dlolim) menginjak-injak kemulyaan agama maka didoakan dengan kebinasaan,apabila tidak sampai menginjak-injak maka didiakan agar diberi taubat. ” ( Umdatul qori jilid 7 hal 27)
yang berarti jika tidak sampai menginjak kemulyaan agama maka tidak seharusnya didoakan binasa/matai suul khotimah, akan tetapi didoakan mendapat hidayah dan bertaubat.
Termasuk yang melarang mendoakan keburukan bagi orang dlolim adalam Imam ghozali didalam kitab al-ihya’ jilid 3 hal 126.
ويقرب من اللعن الدعاء على الانسان بالشر حتى الدعاء على الظالم كقول الانسان مثلا لا صحح الله جسمه ولا سلمه الله وما يجري مجراه فان ذلك مذموم.
Dan dekat dari melaknat adalah mendoakan manusia dengan kejelekan meskipun kepada orang yang dlolimseperti ucapan seseorang misalanya” semoga Allah tidak menyehatkan badanya dan semoga Allah tidak menyelamaykan dia” dan apa saja yg seirama dengan do’a tersebut, maka sesungguhnya hal itu adalah tercela.
Dan ketika khutbah jum’at disunnahkan bagi khotib mendo’akan para pemimpin ummat islam dengan kesholihan kemenangan dan bisa menegakkan keadilan. Ibnu hajar alhaitami menjelaskan didalam tuhfatul muhtaj ketika membahas khutbah Sholat Jum’at.
ويسن الدعاء لولاة المسلمين وجيوشهم بالصلاح والنصر والقيام بالعدل ونحو ذلك.
Dan disunnahkan berdo’a ( bagi khotib) bai para pemimpin ummuat islam dan pasukanya dengan kesalihan, kemenangan, menegakkan keadilan dan sejenisnya. (Tuhfatil muhtaj juz 2 hal 449)
Seandainya pemimpin kurang adil sebaiknya didoakan menjadi adil dan baik. Meskipun ada pendapat yg memperbolehkan berdo’a untuk orang yang dlolim (benar benar dlolim bukan karena praduga saja) namun para ulama menganjurkan lebih baik mendo’akan kebaikan khusunya bagi para pemimpin , karena jika pemimpin iti baik maka kebaikan itu akan kembali ke rakyat.
Ada perkataan Imam ahmad bin hanbal yg masyhur
(لو أعلم أن لي دعوة مستجابة لصرفتها للسلطان)،
“Seandainya aku memiliki satu do’a yg mustajab maka sungguh akan aku gunakan utk kebaikan penguasa.”
juga riwayat dari imam Fudlail bin iyyat perkataan seperti itu.
Adapun hadis yang menjelaskan do’a nabi agar memberatkan pemimpin yg memberatkan rakyatnya dan seterusnya dan do’a malaikat bagi orang yang bakhil maka sebaiknya hal itu diartikan sebagai nasehat utk para pemimpin agar takut dengan do’a Rosulullah bukan legitimasi atas do’a keburukan utk pemimpin apalagi pemimpin itu adalah seorang muslim, Begitu juga do’a malaikat.
Wallahu a’lam.
Miftakhul Anwar, B.Sh.,MA.